Jumat, 06 September 2013

Unperfect C2

Unperfect
Main Pair : KYUMIN
Genre : Romance, Drama, Angst
Rate : T
Warning : Abal, Gaje, typos bertebaran, GS always
Diclaimer : Dijamin 100% member SJ milik dirinya sendiri, keluarga dan Tuhan YME. Don’t like, Don’t read! If you still read, you blind! Tidak menerima bash untuk pair!
AN: Lebih dianjurkan mendengar lagu sad milik SJ.

.

18 years ago

Seorang single parent seharusnya lebih mementingkan anaknya ketimbang hal lain. Toh, single parent bekerja dan hidup untuk anaknya. Kalau pun ia menikah lagi itu juga demi anaknya. Meskipun anaknya dalam keadaan kekurangan, seorang single parent pasti akan tetap menjaga anaknya bahkan bisa menjadi over protective.

Beda dari yang lain tuan Cho tidak demi kian. Dia mempunyai dunianya sendiri. Dunianya tanpa anaknya. Dulu memang ada dunia itu, tapi itu dulu. Sebelum istrinya meninggal.

Brak

“Hiks… hueeee appaa hiks… huueeeee” tangis dari namja kecil terdengar di lorong Cho Mansion. Tangan namja kecil itu penuh dengan mobil-mobilan.

“Diamlah! jangan mengangguku!” sentak tuan Cho.

“Appa huueee main hiks main cama Kyunnie~ appa”

Sang anak yang bernama Kyuhyun mulai meraung-raung dan menarik kaos appanya. Ditanggalkannya mobil-mobilan yang tadi ia genggam. Fokusnya hanya pada appanya, satu-satunya keluarga yang ia punya.

Beginilah Cho Kyuhyun. Selalu meminta appanya untuk bermain dengannya saat appanya di rumah. Maklum saja tuan Cho hanya pulang seminggu sekali.

Bugh

Kyuhyun terjatuh karena dorongan sang appa.

“Dengar! Aku tak mau melihat pembunuh istriku! Keluarlah!” bentak tuan Cho, lagi.

“Hueeee hiks… appa… Kyunnie bukan hiks… pembunuh hiks… appa huueee”

Brak

Pintu ruang kerja tuan Cho dibanting seseorang. Terlihat yeoja paruh baya mendekati namja kecil itu. Memeluknya dengan hangat. Sesekali ia usapkan tangannya pada rambut ikal namja kecil itu, berusaha untuk menenangkannya.

“Kyunnie~ keluar ne. Appa Kyunnie lagi sibuk kerja. Nanti kalau sudah selesai appa pasti main dengan Kyunnie”

Kim ahjumma berusaha menenangkan Kyuhyun. Ia salah seorang pelayan setia keluarga Cho. Dia sudah mengapdi sangat lama sejak tuan Cho masih kecil. Sudah dianggap seperti keluarga. Satu-satunya orang yang akan melindungi Kyuhyun.

“Andweeee!! Huuueeee appa main cama Kyunnie hiks appa” Kyuhyun kembali merengek dan menarik baju appanya.

Plak

Satu tamparan mulus namja kecil itu terima. Layaknya seorang yang tak punya perasaan tuan Cho menampar pipi mungil anaknya. Tanpa rasa bersalah sama sekali, ia kembali bekerja.

“Tuan Cho!” pekik sang pelayan kaget.

“Bawa dia keluar! Aku muak!” perintah tuan Cho tak terbantahkan.

Kim ahjumma segera menggendong Kyuhyun kecil. Tak dipedulikannya Kyuhyun yang terus meronta di dalam peluknya. Yang Kim ahjumma bisa lakukan hanyalah menjauhkan Kyuhyun dari Tuan Cho. Hatinya begitu tersiksa melihat perlakuan tuan Cho pada Kyuhyun.

Dibawanya Kyuhyun ke kamarnya. Kim ahjumma masih berusaha menenangkan Kyuhyun kecil. Sampai…

“Ahjumma hiks… apa Kyunnie ceolang pembunuh?” dengan polosnya Kyuhyun bertanya. 

Jejak air mata masih bisa terlihat, matanya masih memerah dan hidungnya mengeluarkan cairan bening.

“Kyunnie~”

Grep

Ahjumma itu mulai memeluk Kyuhyun. Tangisan yeoja paruh baya itu pecah. Air matanya segera turun tanpa diminta. Sesekali bibirnya mengecupi rambut Kyuhyun kecil.

Kyuhyun yang memang tak mengerti hanya terdiam. Dia suka pelukan dari Kim ahjumma yang menurutnya hangat. Satu-satunya orang yang mau memeluknya. Selain halmoni dan harabojinya. Sayangnya, haraboji dan halmoninya meninggal dua tahun yang lalu akibat kecelakaan pesawat.

“Tidak hiks… tidak Kyunnie~ jangan hiks… ngomong seperti itu lagi ne” nasihat Kim ahjumma sambil menghapus jejak air mata Kyuhyun.

Kyuhyun kecil mengangguk lucu. Rupanya dia sangat cepat menerima nasihat dari Kim ahjumma. “Tapi kenapa appa tak suka Kyunnie?”

“Tidak Kyunnie~ appa hanya sibuk”

“Benalkah?”

“Ne”

Berbohong. Hanya itulah yang bisa Kim ahjumma lakukan. Dia tak mahu memberi tahu Kyuhyun kalau appanya sendiri membencinya.

Masih segar di ingatan Kim ahjumma saaat Kyuhyun lahir. Terang-terangan tuan Cho menolak Kyuhyun untuk dibawa pulang ke rumahnya. Namun karena Kim ahjumma berjanji akan merawat Kyuhyun, jadilah tuan Cho menerima. Appa dan umma tuan Cho juga sangat senang akan kelahiran Kyuhyun.

Menurut Kim ahjumma kelakuan tuan Cho sudah mulai berlebihan akhir-akhir ini. Bukan hanya omongan yang menyakiti hati Kyuhyun tapi juga tuan Cho mulai menggunakan fisik. Dua hari yang lalu saja Kim ahjumma mendapatkan darah segar di sudut bibir Kyuhyun kecil.

Kim ahjumma tahu, tuan Cho sangat mencintai istrinya. Makanya saat sang istri lebih memilih anaknya, tuan Cho sedikit tertekan. Belum lagi fonis dokter yang mengatakan Kyuhyun menderita keterbelakangan mental, membuat tuan Cho makin membenci Kyuhyun.
Menurut tuan Cho, untuk apa Kyuhyun dipertahankan? Sudah mengambil istrinya, dia lahir pun tak berpengaruh apa-apa bagi dirinya. Hanya akan menambah malu keluarga Cho saja.

.

Tahun demi tahun Kyuhyun lewatkan dengan Kim ahjumma yang setia di sisinya.

Kyuhyun juga mulai masuk sekolah umum. Tuan Cho tak mau ambil pusing tentang sekolah Kyuhyun. Semuanya sudah disiapkan oleh Kim ahjumma. Bahkan dia juga mengantar dan menjemput Kyuhyun.

Layaknya anak-anak elementary school biasa Kyuhyun juga ingin punya teman. Tapi, setiap kali Kyuhyun mendekati maka temannya akan menghindar. Tak jarang juga dari mereka meledeknya.

Semua guru yang ada di sana tahu tentang kekurangan Kyuhyun. Mereka semua terlalu takut memanggil tuan Cho untuk membahas masalah Kyuhyun. Beberapa guru mencoba mengajari Kyuhyun baca dan tulis sebenarnya mereka juga sadar usahanya akan sia-sia. Namun, tuan cho terus bersikukuh.

***

Saat itu siang yang terik di Seoul. Kyuhyun kecil sedang menunggu Kim ahjumma. Padahal hari sudah mulai sore. Sebenarnya jarak sekolah dan rumahnya tidak terlalu jauh, bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Masalahnya adalah Kyuhyun bukan seperti anak lainnya yang dengan gampang pulang sekolah sendiri.

Di usianya yang sudah menginjak 12 tahun, Kyuhyun masih kesulitan dalam mengenali angka dan huruf. Dia belum bisa menulis atau pun berhitung.

“Kyu mana ahjummamu? Pasti dia males mengantarmu” ledek salah seorang siswa namja yang baru datang menghampiri Kyuhyun.

“Tidak! Kim ahjumma sayang sama Kyunnie. Tidak seperti kalian! Weee”

Pada saat ketakutan sekali pun seorang namja akan mengeluarkan nalurinya. Begitu juga yang dilakukan Kyuhyun. Setidaknya dia bisa melawan dan membela apa yang ia sayangi.

“Kasihan ahjummamu harus mengantar jemput namja idiot sepertimu” ucapan kasar yang tak seharusnya diucapkan oleh siswa mulai terdengar.

Beberapa ‘teman’ Kyuhyun yang memang tidak suka sama Kyuhyun mulai mengejeknya. Siapa yang tahu pikiran anak zaman sekarang? Semuanya berubah. Apalagi ini adalah kota besar. Semuanya maju begitu cepat meninggalkan Kyuhyun.

“Tidak! Ahjumma baik! Kalian jahat!” teriak Kyuhyun.

“Apa katamu?” tantang seseorang sambil menarik kemeja Kyuhyun.

Kyuhyun mengkerut dibuatnya. Wajahnya ia palingkan, takut. Tidak mau menatap mata lawannya yang sedang melotot ke arahnya. Tubuhnya reflex menjauh, namun beberapa orang sudah memegangi tubuhnya agar tak bergerak.

“Kalian jahat! Pergi sana! Jangan dekat-dekat Kyunnie!”

Kyuhyun kembali berteriak demi mengumpulkan keberaniannya. Kedua tangannya sudah siap di depan mukanya, takut-takut seorang dari ‘temannya’ memulai aksinya.

“Diamlah cengeng! Dasar penakut!”

Kyuhyun geram. Akhirnya ia memberanikan diri untuk menatap lawannya.

Buarg

Satu hantaman pukulan Kyuhyun terima. Darah segar lagsung mengalir dari sudut bibirnya. Kyuhyun terjatuh terjerembab.

Buarg buarg

Beberapa serangan mulai Kyuhyun dapatkan kembali. Tubuhnya bergetar hebat, tangisnya mulai pecah. Kyuhyun meringkukan tubuhnya agar tubuhnya tak terkena lagi.

Buarg

Satu hantaman keras berhasil membuat Kyuhyun hampir muntah. Tendangan itu mengenai perutnya. Kyuhyun terdiam merasakan sakit di bagian perutnya. Rasanya tak kuat hanya untuk memanggil seseorang.

“Cuih! Rasakan anak idiot!”

“Kajja kita pergi!”

Akhirnya gerombolan ‘temannya’ pergi setelah meludah ke arah Kyuhyun. Meninggalkan Kyuhyun yang babak belur dengan beberapa air liur yang membasahi muka dan rambutnya. Miris, amat miris kejadian itu. Kyuhyun terus menangis dalam diam. Dia berjongkok sambil memeluk tubuhnya sendiri.

“Astaga Kyuhyun! Kau kenapa?!”

Suara seorang yeoja paruh baya yang Kyuhyun kenal menyapa indra pendengarannya. Wajahnya terangkat untuk memastikan benar atau tidak kalau itu Kim ahjumma.

“Ahjumma hhuuuueee hiks… hiks… uueeee appo”

Begitu matanya menangkap Kim ahjumma, Kyuhyun segera memeluknya. Menumpahkan kekesalan dan rasa sakitnya pada yeoja paruh baya itu. Isakan tangisnya berbaur dengan penjelas yang Kyuhyun ingin utarakan.

Setetes air mata tak sengaja jatuh di pipi Kim ahjumma. Keadaan Kyuhyun sangat memprihatinkan. Sudut bibir yang berdarah, pipinya yang membiri, dan basah dibagian rambutnya. Layaknya seorang yang habis berkelahi.

.

Selama perjalanan Kim ahjumma berusaha menghibur Kyuhyun. Memberikan nasihat-nasihat yang sudah Kyuhyun lakukan. Sayangnya dunia itu bukan seperti Kyuhyun. Dunia itu kejam, berputar dan bergerak maju. Tidak seperti Kyuhyun yang berdiam diri dan sibuk dengan dunianya.

.

“Kyunnie! Pulang!” seru Kyuhyun begitu sampai di rumah.

Seceria biasanya Kyuhyun berseru pada rumahnya. Kali aja sang appa menyambutnya di depan pintu.

“Appa!”

Tuan Cho yang mendengar seruan itu langsung berdecih. Pandangannya masih tertuju pada dokumen yang ia genggam.

“Appa~ hari ini pulang?”

“Wa—kau berkelahi! Yak! Siapa yang mengajarimu berkelahi babo! Kau! Sudah idiot! Doyannya berkelahi!

Tuan Cho murka melihat anaknya dalam keadaan begitu. Emosinya tersulut. Tangannya sudah mengguncang tubuh Kyuhyun yang berada di depannya. Sementara Kyuhyun hanya terdiam sambil menundukkan kepalanya dalam.

Satu hal yang sangat menyedihkan. Kyuhyun sellau menganggap kalau kemarahan appanya adalah suatu bentuk kasih sayang pada dirinya. Appanya tak pernah bicara lembut padanya. Jadi, Kyuhyun simpulkan seperti itu. Tidak apa, asalakan appanya ingin bicara dan memperhatikannya.

“Tuan tap—“

“Tidak usah membelanya!”

“Tap—“

Plak

Sebuah tamparan mengenai pipi Kyuhyun yang masih membiru. Kyuhyun kembali menangis, kali ini tanpa isakkan.

“Tuan! Kau keterlaluan”

“Diamlah ahjumma! Anak ini harus di kasih pelajaran biar dia kapok!
Dan akhirnya sore itu Kyuhyun habiskan di kamar tanpa makan karena hukuman yang ia dapatkan dari appanya.

***

Suatu hari Kyuhyun sedang bermain dengan Kim ahjumman. Mainan petak umpet. Tak sesuai memang, mengingat umur Kyuhyun yang sudah 12tahun. Seharusnya anak seusianya sedang bermain bersama teman-temannya.

“Kim ahjumma~”

Panggil Kyuhyun yang sudah siap mencari ahjummanya. Senyum bahagia terlukis di bibirnya. Gaya jalannya ia buat sehati-hati mungkin agar tak ketahuan oleh Kim ahjumma.

“Dorrr!”

Seru Kyuhyun yang berhasil menemukan Kim ahjumma. Secepat yang ia Kim ahjumma bisa, ia berlari agar sampai duluan.

“Ahjumma jangan lari! Kyunnie cape” bohong Kyuhyun.

“Eh? Benarkah?”

Begitu Kim ahjumma menghampiri Kyuhyun, Kyuhyun segera menggelitik Kim ahjumma. Keduanya tertawa lepas saling bercanda riang. Sampai…

“E—eh”

Bruag

Tubuh Kim ahjumma berguling dengan cepat ke bawah. Sial bagi mereka karena saling menggelitik di depan tangga. Kyuhyun berteriak sekeras mungkin memanggil seseorang yang ada di rumahnya.

Kejadiannya begitu cepat. Kim ahjumma dan Kyuhyun menuju rumah sakit bersama seorang supir. Tuan Cho juga ikut ke sana karena berita itu.

“Maaf tuan. Nyonya Kim tidak selamat”

Satu perkataan dari dokter itu mampu menghancurkan tembok Kyuhyun dan tuan Cho. Saat itu juga entah sadar atau tidak tuan Cho memeluk Kyuhyun. Keduanya menangis bersama. Keduanya merasa kehilangan terlebih tuan Cho yang kehilangan untuk kedua kalinya.

Brak

“Kau! Dasar anak pembawa sial! Membunuh orang-orang yang aku sayangi! Ayo cepat pulang!”

Setelah menghempaskan Kyuhyun dengan kasar pula tuan Cho menyeret Kyuhyun untuk pulang. Emosinya menghalau segala pemikirannya tentang keadaan sekitar.

***

Hari demi hari keduanya lewati tanpa bertegur sapa. Tuan Cho lebih memilih diam ketimbang melihat Kyuhyun. Kenangan pahitnya akan kembali saat matanya menangkap wajah Kyuhyun. Wajah yang begitu kirip dengan istrinya.

Sampai ulang tahun ke 13 Kyuhyun. Tuan Cho menjanjikan sesuatu yang tidak pernah Kyuhyun sangka-sangka sebelumnya. Momen yang menurutnya paling indah.

Tanggal 3 Febuari. Menjadi moment paling indah atau bisa jadi moment paling buruk.
Pagi itu tuan Cho mengajak Kyuhyun ke taman bermain.

“Kyu, sudah appa siapkan tasnya” ucap sang appa dengan nada datar.

“Benarkah? Mana appa! Kyunnie mau bawa”

“Ini buatmu”

Tuan Cho memberikan anaknya sebuah tas bergambar starcraft— mainan kesukaannya. Sontak Kyuhyun bersorak riang. Memeluk ta situ dengan begitu bahagia. Hadiah pertama dari appanya.

“Kajja”

.

Sesampainya di taman bermain, Kyuhyun tak bisa diam. Ia terus menerus mengajak tuan Cho untuk bermain. Ajaibnya tuan Cho mengikutinya tanpa perotes ya, walau dengan ekspresi biasa saja. Namun untuk Kyuhyun itu sudah cukup.

Setelah selesai menaiki beberapa wahana, tuan Cho dan Kyuhyun mengunjungi salah satu restaurant terdekat. Rupanya tuan Cho sudah menyiapkan kue ulang tahun untuk Kyuhyun.
Kyuhyun sennag bukan main. Hatinya amat bahagia menerima kejutan-kejutan dari sang appa. Dia merasa appanya sudah semakin sayang.

“Kyu, habis ini mau tidak makan ice cream?” tawar tuan Cho.

“Mau! Mau! Mau! Kyunnie suka ice cream!”

Kyuhyun mulai memukul-mukul meja tanda antusias. Matanya berbinar bahagia. Benar-benar hari yang sempurna. Hari ulang tahun paling sempurna.

Senyum tulus yang untuk pertama kalinya tuan Cho layangkan untuk anaknya. Senyuman tulus seorang ayah sekaligus senyuman paling menyakitkan untuk dilihat.

“Kajja!”

.

Kedai ice cream sore itu terlihat sangat sepi. Mungkin karena keadaan kota Seoul yang sudah mendung ayolah, mana ada yang ingin memakan ice cream pada cuaca seperti ini.

“Kyu mau yang apa?”

“Yang vanilla! Kyunnie suka vanilla appa!”

Kyuhyun mulai menunjuk-nunjuk ice cream vanilla yang ia suka. Tuan Cho kembali tersenyum melihat tingkah anaknya yang enerjik hari ini.

“Ini ice creamnya”

“Makasih noona~”

“Ayo kita duduk di situ!” ajak tua Cho.

Tangan mereka sedari tadi tak terlepas. Saling bertautan erat. Sampai…

Grep

Tuan Cho memeluk Kyuhyun. Kyuhyun yang dipeluk hanya bisa terdiam. Tangannya yang memegang ice cream berusaha ia jauhkan, takut-takut kalau ice creamnya jatuh mengenai appanya. Kalau sudah begitu appanya akan marah dan merusak moment ini. Kyuhyun tidak mau appanya marah lagi.

“Cho Kyuhyun anak appa. Berjanjilah kau akan bahagia ne”

Untuk pertama kalinya tuan Cho memanggil nama panjang Kyuhyun. Menggambungkan nama anaknya dengan nama marganya. Bibirnya bergetar saat mengucapkan nama anaknya sekaligus memanjatkan doanya.

“Ne, appa. Tapi, Kyunnie sudah bahagia kalau appa tak marah-marah sama Kyunnie”

Satu tetes air mata menetes dari kelopak mata tuan Cho. Hatinya begitu sakit mendengar ucapan polos dari darah dagingnya. Setengah hatinya memberontak dan setengahnya sudah tak kuat dengan ini.

“Kyu, makan ice creamnya di sini. Appa mau belikan minum dulu ne”

“Ne”

Tuan Cho secepat kilat meninggalkan Kyuhyun. Memacu langkah kakinya yang panjang agar bisa berjauhan dari Kyuhyun. Air mata yang sedari ia tahan sudah membasahi pipinya.
Masih dengan air mata yang menggenang tuan Cho melajukan mobilnya menjauh. Sengaja ia lajukkan mobilnya dengan kecepatan penuh. Cuaca, suasana hati dan matanya sedang tak mendukung dirinya untuk menyetir.

Hujan mulai membanjiri jalanan Seoul. Tuan Cho secara tak sadar mengennag saat-saat tadi bersama Kyuhyun. Senyumnya, tawanya, seluruhnya ia rekam dalam memorinya. Ia berjanji suatu saat nanti kalau dia sudah benar-benar bisa menerima keadaan dia akan kembali.

Tiin tiin

Bruk

Bruagh

Casshh

Kejadiannya sangat cepat. Mobil yang dikendarai tuan Cho mencoba mengerem dan menikung. Sayangnya sebuah container berada tepat di depannya, sehingga mobil tuan Cho tertabrak dan terguling.

Orang-orang yang melihatnya ingin mendekat. Membantu menyelamatkan seseorang yang ada di sana. Namun, nasib baik itu harus diiurungkan setelah mobil yang dikendarai tuan Cho meledak.

“Cho Kyuhyun” lirih tuan Cho yang masih mengingat kejadian tadi.

.

Kyuhyun side

Hujan sudah turun dari tadi, namun Kyuhyun tak beranjak dari tempat itu. Ice creamnya juga sudah habis dari tadi.

Menunggu dan menunggu sampai Kyuhyun merasa lelah, tapi taka da yang kembali.

“Appa lama sekali! Kyunnie berteduh dulu ah”

Akhirnya Kyuhyun kecil mulai berjalan entah kemana. Mencari tempat perlindungan agar tak kehujanan. Diperjalanan dia mendapatkan tatapan aneh yang membuatnya sedikit takut.

Bruk

Kyuhyun terjatuh saat seseorang dari arah belakang tubuhnya berlari. Sontak Kyuhyun yang sudah basah kucup makin basah. Mukanya tak luput dari air.

Ctar

Suara petir mulai terdengar. Derasnya hujan membuat Kyuhyun ketakutan. Ia menangis sambil berjalan. Mencoba mencari tempat berteduh, namun sepanjang jalannya hanya ada toko yang tutup.

Matahari semakin menghilang. Rupanya malam telah datang. Hujan masih terus mengguyur 
kota Seoul itu. Seakan tak mampu memaafkan siapa saja yang sudah membuat dosa hari itu.

Sampai…

Kyuhyun menemukan sebuah rumah ber cat krem. Tanpa pikir panjang Kyuhyun berlari menghampiri rumah itu. Tangisnya masih pecah saling bersahutan dengan suara petir. Tangannya sudah sibuk memencet bel dengan asal. Tak peduli seseorang yang nanti akan memarahinya.

“Hiks… hiks…”

Kyuhyun masih dengan belnya. Memencetnya dengan brutal.

Cklek

Begitu pintu itu terbuka, Kyuhyun segera memeluk orang di depannya. Menumpahkan segala ketakutannya di sana. Dia ingin berlindung di sana.

Pelukkan hangat Kyuhyun dapatkan. Isakannya mengecil, namun tidak benar-benar berhenti.

“Huaaa hiks… hiks… huaaa…. Kyunnie takut huuaaaa…”

***

Now

Sepasang yeoja dan namja tengah berada di ruang santai. Sang namja sedang sibuk dengan PSP ditangannya. Sedangkan sang yeoja sibuk memasukkan buah ke mulut sang namja.

“Kyunnie~ aaa”

“Aaaa”

“Kyunnie pintar. Saranghae Kyuhyunnie”

“Nado saranghae Sungminnie”

Keduanya tampak larut dengan kegiatan dan perasaan masing-masing. Hari yang cerah untuk mengawali hari.

.

.

.

TBC or END?

.
Demi jangan minta pinjem ember ke Audrey. Audrey aja nangis pas nulis bagian tuan Cho ngomong gitu ke Kyuhyun. Asli ga sanggup nulisnya. Mian kalo ada typo karena ga diedit *sibuk nangis*. Pokoknya abis ini Audrey bakal nangis dulu ah.

.

Mond To Review?

2 komentar:

Unknown mengatakan...

Yey kyuminn!!!
Aku suka kyumin^^

Unknown mengatakan...

Yey kyuminn!!!
Aku suka kyumin^^

Posting Komentar

 
;