Unperfect
Main Pair : KYUMIN
Genre : Romance, Drama, Angst
Rate : T+
Warning : Mrs. Typo(s), GS
Diclaimer : Dijamin 100% member SJ milik
dirinya sendiri, keluarga dan Tuhan YME. Don’t like, Don’t read! If you still
read, you blind! Tidak menerima bash untuk pair!
AN: Lebih dianjurkan mendengar lagu sad milik
SJ.
.
“Ini kurang
ini berapa?”
Suara seorang
yeoja terdengar begitu merdu memecah
keheningan sore itu. Telunjuk tangan kanannya menunjuk serentetan angka pada
buku berwarna merah. Matanya menatap intens seorang namja yang tengah menunduk dan berpikir keras.
“Coba
dihitung pakai jari”
Suara itu
terdengar lagi, tapi lebih menuntut. Sang namja
langsung melihat ke sepuluh jarinya yang sudah berada di atas meja. Dia sedikit
berpikir sejenak, kemudian membaca serentetan angka itu. Ini sulit—menurutnya.
“Minnie~
tak bisa, jari Kyunnie hanya ada sepuluh”
Sang namja merengek. Kesepuluh jarinya ia
sodorkan pada yeoja yang duduk di
sampingnya. Yeoja bernama Sungmin itu
lantas melihat kesepuluh jari yang berukuran lebih besar darinya dengan senyum
terkembang. Ada rasa geli sekaligus menyakitkan di sana.
“Ini
Minnie tambahkan”
Sungmin
menyodorkan kesepuluh jarinya, berharap dapat membantu sang namja berhitung. Kyuhyun yang melihat
sepuluh jari tambahan mengembangkan senyumnya.
“18
dikurang 9 sama dengan …”
Kyuhyun
mulai menghitung 18 jari itu, lalu satu per satu ia lipat sampai 9 jari itu
terlipat untuk mendapatkan hasilnya. Dia melafalkan setiap hitungannya, membuat
Sungmin harus mengulum senyum melihat muka Kyuhyun yang serius.
“9
Minnie~ hasilnya 9, yeay!”
Kyuhyun
bersorak riang saat bisa menjawab pertanyaan tersulit—menurutnya—yang Sungmin
berikan. Kyuhyun dengan bangganya menyodorkan bukunya pada Sungmin.
“Waahh
Kyunnie sudah pintar” puji Sungmin sambil mengusap halus rambut ikal Kyuhyun.
Beginilah
rutinitas sore mereka. Belajar, lebih tepatnya Sungmin mengajari Kyuhyun. Ia
tahu Kyuhyunnya pasti butuh pelajaran dasar. Walau Kyuhyun berkali-kali ngotot
tidak mau belajar karena dia bilang ia juga dulu bersekolah. Nyatanya Kyuhyun
lupa apa yang dipelajarinya dulu.
Aneh
memang kenapa Sungmin mengajari Kyuhyun padahal usia Kyuhyun sudah 23 tahun.
Namun, tak aneh kalau dulu Sungmin selalu sibuk mencari uang untuk kehidupan
mereka. Ya… walau sekarang mereka juga masih kekurangan. Tapi setidaknya
Sungmin sudah pandai mengatur uangnya.
“Kyunnie~
mulai besok Minnie bekerja dikedai Shin ahjumma.
Dia sangat baik pada Minnie dan ingin membantu kita”
Sungmin
mulai memberi penjelasan pada Kyuhyun. Ya, dia sudah diterima kerja di kedai
milik Shin ahjumma. Dia membantu
kedai itu untuk bersih-bersih.
“Yah
berarti Kyunnie tak punya teman?” Tanya Kyuhyun polos.
Wajahnya
sudah tertekuk cemberut, tanda merajuk. Wajar saja, biasanya Sungmin pergi tapi
itu tak akan lama. Kyuhyun mengerti perbedaan kata ‘bekerja’ yang Sungmin
bilang. Karena akhir-akhir ini Kyuhyun sangat senang membaca apa saja yang ia
lihat. Pelajaran bahasalah yang ia suka, tak terlalu sulit.
“Heum,
nanti setiap pulang Minnie bawain ice
cream vanilla untuk Kyunnie ne”
“Shireo”
“Mainan
baru?”
“Shireo”
“Starcraft?”
“Shireo! Shireo! Shireo!
Kyuhyunnie ingin Sungminnie nemenin Kyunnie!”
Blush
Sungmin
merona mendengar perkataan Kyuhyun yang terdengar begitu posesif. Serangkaian
kalimat yang Sungmin yakini tulus dari hati Kyuhyun. Entah namja itu mengerti atau tidak, tapi Sungmin sangat senang
mendengarnya.
Kyuhyun
yang tak mendapat respon segera berlari ke kamar dan membanting pintu kamarnya.
Ngambek. Kekanakan? Hei, wajar bukan?
“Huft~”
Sungmin
menghela napas berat mendengar bantingan pintu itu. Satu tugas lagi buat
Sungmin. Meyakinkan Kyuhyun dan memberi penjelasan.
Ditariknya
kedua kruk yang ada di sampingnya.
Menopang sebentar kedua tangannya pada kruk
itu untuk kemudian mengapitnya pada ketiaknya. Sungmin sedikit terhuyung begitu
dia berdiri dan…
Bruk
Sungmin
terjatuh karena satu kruknya yang ia
pertahankan tersandung kursi makan yang tadi Kyuhyun duduki. Biasanya ini tidak
terjadi, toh Sungmin sudah biasa memakai kruk
ini. Namun, alasannya bukan itu. Mungkin karena tadi siang dia tak makan.
Persediaan
beras di rumah sudah hampir habis dan itu hanya cukup untuk Kyuhyun sampai pagi
datang. Kalau ia makan maka besok Kyuhyun tak bisa makan. Kalau dia tak makan,
paling tidak dia bisa menahannya sampai besok bekerja.
Beruntunglah
Sungmin mendapat bos yang baik yang akan memberinya makan siang saat istirahat.
Shin ahjumma memang bukan orang lama
dilingkungan Sungmin tapi, ia ramah pada Sungmin, berbeda dengan yang lainnya.
Kyuhyun
yang mendengar suara itu segera keluar dan mendapati Sungmin yang terjatuh.
Segera tangan besarnya menggendong Sungmin masuk ke kamar tanpa berkata-kata.
Ditinggalkannya kruk using itu
sendiri.
“Gwenchana?”
Sungmin
hanya diam dan mengangguk seadanya. Kyuhyun sangat cekatan saat ini, membuat
satu harapan muncul.
“Tunggu sebentar
Kyunnie ambilkan kruknya ne”
Tak lama
Kyuhyun datang dengan kruk Sungmin yang berada di tangannya. Menaruhnya di sisi
tempat tidur milik Sungmin. Matanya beberapa kali melirik ke arah kruk itu.
“Ini,
Minnie tidur aja. Besok ‘kan Minnie bekerja, Kyunnie janji ga akan ngambek sama
Minnie”
Cup
Kyuhyun
mengecup panjang kening Sungmin. Mengusap lembut rambut halus nan wangi itu.
Kemudian beranjak dari kamar Sungmin.
Jujur
saja, setengah hatinya masih ingin merengek agar Sungmin tak bekerja. Tapi hati
lainnya tergerak untuk membiarkan itu, walau dia sendiri tak mengerti apa itu
sebenarnya.
~
Unperfect ~
Dua hari
sudah Sungmin bekerja dan meninggalkan Kyuhyun sendirian dari pagi hingga malam
menjelang. Namja itu terus saja
bosan. Bahkan PSP yang selalu ia banggakan dan mainkan itu menganggur selama
dua hari.
“Ish
Minnie lama banget si. Kalo begini Kyunnie mending ikut bekerja saja”
Gerutuan-gerutuan
kecil terdengar dari bibir itu. Menandakan sang pemilik benar-benar kesal
dengan kesendiriannya.
“Kalo
begini Kyunnie mau beres-beres rumah saja ahh. Biar Minnie senang sama Kyunnie”
Tangan-tangan
besar itu langsung meraih apa saja untuk ia bereskan. Tak peduli itu benar atau
salah, yang ia tahu Sungmin selalu melakukan hal-hal serupa dengan apa yang
dilakukannya sekarang. Bayangan-bayangan Sungmin memujinya sekarang terlihat
begitu nyata.
Ya,
Kyuhyun sangat suka dipuji. Saat dimana tangan halus Sungmin mengusap lembut
kepalanya dan membisikkan kata-kata indah atau saat Sungmin menciumnya. Itu
benar-benar membuat Kyuhyun melayang. Hei, bagaimana pun juga Kyuhyun itu namja dewasa.
“Na nan a
na”
Kyuhyun
bersenandung kecil sambil menggerakkan sapunya asal. Kalau menurutnya sih itu
sudah sama dengan gerakkan yang Sungmin lakukan. Setelah selesai dengan
kamarnya, ia beralih ke kamar Sungmin.
Pertama
ia memulai dengan tempat tidur Sungmin. kemudian beralih ke meja di sisi kanan
kiri tempat tidur. Kemudian beralih ke barang-barang lainnya yang sekia Kyuhyun
harus dibersihkan. Hey, Kyuhyun tak tahu mana yang besih dan tidak. Jadilah dia
membersihkan semuanya yang ada.
Tek
Kyuhyun
terdiam ketika sebuah kertas terjatuh dari meja. Diperhatikannya kertas itu
sebentar, kemudian ia buka. Matanya berbinar menangkap tulisan yang ia mampu
baca itu. Sebuah tulisan dari Tuan Cho.
~ Unperfect
~
Lelah,
itulah yang dirasa Sungmin saat pergerakan tangannya yang menumpu berat
badannya berada di kruk. Kerja tangannya memang lebih berguna dari pada
kakinya. Ia pacu kruk using itu.
Hatinya
begitu gembira karena rutinitas yang baru ia jalani ini. Kyuhyunnya pun tak
merengek dengan ini, ya walau penolakan di awal. Selain kruk, ditangannya sudah
ada sebuah kantong plastic hitam berisi makanan.
Sungguh
ia tak pernah membayangkan kalau pertemuannya dengan Shin ahjumma akan membantunya. Bahkan yeoja paruh baya itu terlihat sangat tertarik saat Sungmin
menceritakan perihal Kyuhyun.
“Kyunnie!
Minnie pulang, membawa makanan enak”
Teriakan
nyaring Sungmin serukan. Berharap namja
yang ia tinggal menyahutnya dengan senang.
“Minnie
pulang?”
Kyuhyun
bertanya dengan wajah polosnya begitu Sungmin sudah berada di depannya. Tangan
kanan Sungmin segera menyodorkan bungkusan plastic itu. Sementara yang satunya
masih menahan bobotnya di kruk
sebelahnya.
“Yeay
makanan! Kajja makan Minnie~” seruan gembira Kyuhyun berikan.
.
Acara
makan malam berjalan begitu tenang. Keduanya tak berhenti menebar senyum.
Sungmin memulai ceritanya dan dibalas dengan seruan gembira Kyuhyun. Begitu
juga sebaliknya, ia menceritakkan pekerjaannya. Dan benar saja apa yang Kyuhyun
bayangkan. Ia mendapat pujian, elusan lembut dan sebuah kecupan singkat di
pipinya.
“Kyunnie
juga tadi menemukan surat dari appa
Kyunnie”
“Uhuk
uhuk…”
Sungmin
terbatuk hebat saat serangkaian kalimat yang baru saja Kyuhyun serukan
tertangkap gendang telinganya. Wajahnya memucat. Bayangan-bayangan tak
mengenakkan muncul di kepalanya.
“Minum
ini Minnie”
Sungmin
tersadar saat Kyuhyun dengan panic memberikan segelas air. Wajahnya menyiratkan
kepanikkan yang teramat.
‘Kyuhyun
sudah bisa baca. Bagaimana ini’ pikir Sungmin.
Lelehan
air mata tidak dapat Sungmin bending. Sambil meminum air, sambil menangis.
Wajahnya masih menatap Kyuhyun sendu dengan aliran air mata.
Kyuhyun
yang memang tak mengerti hanya mendekati Sungmin dan memeluk yeoja itu lembut.
Mengusap punggungnya perlahan sambil bibirnya menyerukkan “Cup cup jangan
nangis”
“Kyunnie
membaca suratnya ya?” Tanya Sungmin hati-hati.
Kyuhyun
menggernyit bingung dalam pelukannya. Kemudian ia lepas pelukan itu untuk
melihat wajah Sungmin. tangannya tergerak untuk menghapus dua aliran air mata
itu. Anggukan kecil menjadi jawaban atas pertanyaan Sungmin.
“Kyunnie
udah bisa baca, makanya Kyunnie baca. Tapi Kyunnie tak mengerti apa yang
Kyunnie baca. Sepertinya Kyunnie harus belajar lebih giat deh. Kyunnie ingin
seperti orang dewasa yang bisa membaca Koran itu loh”
Deg
Kembali
air mata itu mengalir. Sekarang Sungmin tersedu, tak ingin menutupinya lagi.
Hatinya benar-benar sakit mendengar ucapan polo situ. Setengah hatinya lega
karena Kyuhyun tak mengerti surat itu.
“Emang
artinya apa sih, Minnie? Kenapa Minnie nangis terus?”
“Heum…
Minnie menangis karena Minnie senang Kyunnie sudah pintar membaca dan ingin
belajar dengan giat”
“Lalu
artinya apa?”
“Artinya
Appa Kyunnie sangat sayang sama Kyunnie, ah bahkan menintai Kyunnie”
“Benarkah?
Berarti Appa Kyunnie mencintai Kyunnie seperti Kyunnie mencintai appa, umma dan
Minnie ‘kan?”
“Heum.
Benar itu”
“Tapi,
kenapa appa Kyunnie tak pulang-pulang ya?”
“Mungkin
banyak pekerjaan Kyunnie. Kyunnie sebaiknya bersama Minnie saja ya”
Kyuhyun
mengangguk polos. Matanya berbinar mendengar perkataan-perkataan Sungmin. Ia
begitu bahagia dapat membahagiakan Sungmin.
Sementara
Sungmin sudah menangis kembali di dalam hati. Hatinya terasa sakit dan perih
saat bersamaan. Kebohongannya sudah sangat banyak. Membohongi Kyuhyun dan
bicara seolah-olah appanya menyayangi Kyuhyun. Menghibur Kyuhyun dengan
perkataan yang belum tentu ada benarnya.
“Kyunnie,
Minnie ingin tidur dengan Kyunnie”
“Benarkah?”
“Ne”
“Kajja!”
Bodohnya
Sungmin. Ia yang membuat Kyuhyun berharap dan dia juga yang takut akan harapan
itu. Yang lebih bodohnya adalah ia selalu mencari ketenangan dalam dekapan namja polos itu. Mempermainkannya kah?
Tentu tidak! Sungmin hanya ingin menjaga hati Kyuhyun dan hatinya.
~
Unperfect ~
Hari demi
hari, minggu demi minggu mereka jalani seperti biasa. Pekerjaan Sungmin semakin
baik begitu pula dengan Kyuhyun makin pintar. Tentu saja pintar dalam artian
Kyuhyun dan Sungmin.
“Huh,
Kyunnie tak punya uang. Padahal bentar lagi Minnie ulang tahun. Masa Kyunnie
terus yang dikasih kado. Pasti Minnie juga mau”
Kyuhyun
dalam gumamannya di siang hari tanggal 30 Desember. Keluhan yang sudah dua hari
ini ia ucapkan.
“Kyunnie
harus mencari kerja! Ya harus!”
Kyuhyun
bertekad. Mengangguk mantap dan mengepalkan tangannya kuat.
Sebuah
kado memang sudah Kyuhyun rencanakan. Sebuah kruk yang kemarin ia lihat. Kruk
bagus, bukan kruk kayu tua yang sudah
lama Sungmin kenakan.
Hari ini
juga Kyuhyun bertekad untuk mencari pekerjaan. Apalagi Sungmin tadi pai
mengatakan kalau ia tak bisa pulang, karena kedai Shin ahjumma sangat ramai di hari-hari pergantian tahun. Kalau pun
pulang mungkin tanggal satunya. Ini merupakkan kesempatan bagus bagi Kyuhyun.
Toh
keduanya juga sudah berjanji akan bertemu di dekat Seoul Tower pada jam 12
malam. Ya, Sungmin membolehkan Kyuhyun keluar, karena merasa Kyuhyun sudah
mulai mengerti dengan keadaan dunia. Hey, Sungmin tak mau dibilang sebagai
pengurung atau pengekang Kyuhyun.
~
Unperfect ~
Langkah-langkah
lebar seorang namja begitu terlihat
disepanjang jalan Seoul. Keadaan malam yang dingin tak membuat namja itu gentar sama sekali. Sedari
pagi namja itu mencari pekerjaan dan sampai sekarang belum ia dapati.
Entah namja itu tak peduli waktu atau memang
tak tahu waktu. Berjalan di udara dingin pada jam tengah malam. Namun tekad
tetaplah tekad. Cinta harus dibayar cinta. Pengorbanan harus dibayar
pengorbanan.
Sampai
langkah namja itu terhenti pada
sebuah bangunan yang membuat matanya berbinar. Bangunan dengan lampu-lampu yang
masih menyala dengan iringan music yang terdengar sampai luar. Membuat siapapun
akan tersedot masuk ke dalamnya.
“Sapphire Club” lirih namja itu. Di dalam hatinya ia
membanggakan diri karena berhasil membaca bahasa yang terasa asing baginya.
Begitu
masuk namja itu sudah disuguhkan
dengan banyaknya orang-orang yang tengah meliukkan badan mereka. Bau-bau yang namja itu tak pernah hirup sebelumnya.
Music yang baru kali ini ia dengar.
Sadar
atau tidak tubuhnya ikut bergerak. Senyuman lebar yang mungkin dianggap bodoh
bertengger di sana. Tanpa namja itu
sadari seseorang tengah memperhatikannya. Tak lama orang itu menghampiri namja itu.
“Hai,
dengan siapa kau kesini tampan?” Tanya orang tadi yang ternyata yeoja.
“Sendiri,
noona. Kenapa?”
“Kau
sepertinya salah tempat. Kenapa kau ke sini?”
“Aku
mencari pekerjaan, noona. Apa noona bisa memberiku pekerjaan”
“Tentu.
Kalau begitu ikut aku. Ireumi mwoeyo?”
“Cho
Kyuhyun, noona”
~
Unperfect ~
Kejadiannya
begitu cepat. Kyuhyun masuk ke dalam suatu ruangan yang bisa disebut kamar di
club itu. Begitu ia masuk ia disuguhkan dengan beberapa yeoja berpakaian sexy.
Yeoja-yeoja mulai bertanya namanya.
Untuk apa dia kesini? Dan lainnya. Terkadang ada pujian. Namun lambat laun
ucapan itu berubah menjadi sentuhan-sentuhan yang Kyuhyun tak mengerti.
Tubuhnya
tak bisa digerakkan. Semuanya terkontrol dengan yeoja-yeoja itu. Hingga
tubuhnya tak tertutup sehelai apapun. Rontaan-rontaan Kyuhyun lakukan namun ia
tak bisa.
Badannya
terasa sakit, terutama bagian selatan tubuhnya. Tangisnya pecah dengan
teriakkan yang menggema. Air matanya membanjiri pipi mulusnya.
Sakit—entah
apa itu ia merasa sakit dan jijik pada dirinya sendiri. Sesuatu yang Kyuhyun
tak pernah ketahui apalagi pelajari. Perlakuan yeoja-yeoja itu
membuatnya takut, muak sekaligus jijik.
“Minnie
hiks… arghhh huuaaa sakiiitt hiks”
Isak
tangis kembali terdengar. Tubuhnya dijamah dengan begitu brutal.
Perkataan-perkataan yang terdengar manis malah membuat dirinya takut.
Kyuhyun
menangis dalam malam panjang dengan beberapa yeoja. Tubuhnya lelah untuk menangis dan mengeluarkan sesuatu yang
lagi-lagi tak Kyuhyun tahu. Beberapa tanda merah sudah tercipta akibat gigitan
atau tanda apa pun.
Tersiksa.
Ia berjanji tak akan pernah masuk ke tempat ini lagi. Kalau bukan demi kado
untuk Sungmin ia tak akan mau. Ia berjanji.
~
Unperfect ~
Malam
berganti malam. Lelah yang Sungmin rasakkan saat itu. Ini hari terakhirnya
lembur ‘kan? Ia ingin cepat-cepat pergi ke Seoul Tower dan bertemu Kyuhyun di
sana.
Membayangkan
Kyuhyun yang menyambutnya dengan senyum lebar dan tangan yang merentang
menunggu dipeluk. Ah… memikirkannya saja Sungmin sudah bersemu merah.
Kencan.
Malam tahun baru dan hari ulang tahunnya. Semua pemikiran manis itu terlintas
saat ia bingung harus memberi nama apa malam ini.
“Ahjumma
pergi dulu ne”
Sungmin
berpamitan dengan membungkuk sopan. Kruknya ia pacu secepat mungkin. Senyuman
manis tak menghilang dari bibirnya.
Senang,
eoh?
Tentu
saja. Kyuhyun jarang-jarang membuat janji seperti ini. Apalagi di malam special
buat Sungmin. Seperti ada kembang api di perutnya, Sungmin terus tersenyum. Tak
sadar beberapa orang ikut tersenyum melihat senyum indahnya.
.
Tak jauh
berbeda dengan Sungmin, Kyuhyun tengah berjalan dengan kruk baru yang berada di
tangan kirinya dan satu kopor kecil di tangan satunya. Bibirnya menyunggingkan
senyum. Berusaha untuk menutupi rasa sakitnya dengan mengingat Sungmin. Pikirannya
hanya Sungmin dan Sungmin. Bagaimana yeoja
itu akan memuji dan menciumnya.
Kalau
begini maka akan hilang semua rasa sakitnya. Sebuah keinginan simple yang Kyuhyun pinta. Semoga
Sungmin terus bersamanya dan tak ada lagi orang yang meninggalkannya. Simple, tapi tergantung takdir yang
bermain.
.
Deg
Di situ, di
sebuah zebra cross, keduanya terpisah. Senyuman indah tak bisa dihilangkan
begitu saja dari wajah keduanya. Keadaan yang ramai pun tak bisa mengubah
senyum itu.
Lalu
lalang yang remain, malah membuat kesan tersendiri bagi mereka. Ayolah, tahun
baru memang akan menjadi ramai, apalagi di tempat-tempat umum. Tapi, hey siapa
yang suka kalau semuanya dipenuhi dengan bunyi ribut?
“Minnie!”
“Kyunnie!”
Sahutan
itu mampu didengar oleh keduanya. Mengirimkan sinyal kebahagiaan yang belum
pernah terjadi.
Kyuhyun tersenyum
makin lebar sambil mengangkat kedua tangannya yang penuh. Tubuhnya berlari
begitu kencang tak mempedulikkan sekitarnya.
“Kyunnie!
Awas!”
Teriakkan
yang samar-samar Kyuhyun dengar dari Sungmin. namun yang sekarang ia lihat
adalah Sungmin yang juga tengah lari menuju dirinya dengan kruk tua itu.
“Minnie!
Ini kado Minnie!”
Satu
teriakkan lagi”
“Awas!”
Bruagh
Entah
tubuh siapa duluan yang terjatuh, yang orang-orang lihat tubuh yang sedari tadi
berteriak tengah tergeletak dengan tangan yang saling menyatu.
Hembusan
napas yang tersendat hanya bisa kedua orang itu dengar. Senyum keduanya masih
belum hilang, anehnya.
“Saengil chukhahamnida, Lee Sungmin”
“Gumawo”
“Saranghae”
“Nado”
.
~
Unperfect ~
.
~Sudut
Surga~
Tangan
yang saling mengikat, menggenggam, melingkar atau apapun yang mungkin tak bisa
dipisahkan. Wajah pemilik kedua tangan itu masih cerah, tersenyum begitu indah.
Si yeoja merebahkan kepalanya di bahu
si namja. Sementara si namja mengelus sayang rambut si yeoja. Nampaknya sebuah bangku juga bisa
menjadi saksi cinta.
“Kau
sudah bertemu appa dan ummamu Kyu?”
“Sudah.
Kalau kau Min?”
“Sudah”
“Saranghae Lee Sungmin”
“Nado saranghae Cho Kyuhyun”
Keempat
orang berpakaian sama menghampiri dua orang yang tengah duduk itu. Begitu
mereka bersama, mereka bahagia dengan senyum yang tak memudar.
Inilah
cinta. Inilah kasih sayang. Inilah keluarga. Inilah takdir. Cara ini hanya
satu-satunya yang membawa mereka dalam kebahagian. Kebahagian sejati yang tak
berakhir.
.
.
.
END
.
Apa itu?
#plak
Kyu :
anak durhaka #gebukgw \ min : jangan pukul yeobo #tarikgw \ kyu : kau tidak
tahu apa yang dia lakukan? #tarikgw \ min : aku tahu, makanya aku ingin
membersihkan tubuhmu #nundukmalu \ gw : bikin adek ya dad #tarikbajukyudad \
kyu : ne, tunggu di luar sana
.
Apa?
Aisshhh saya bingung seriusan. Inilah akhirnya. Huh mau kasih tahu aja bagi
yang minta Kyu sembuh, itu tak mungkin. Karena apa? Keterbelakangan mental,
syaraf2 yang tak sempurna. Okelah dalam buku ‘Charlie Si Jenius Dungu’
kemungkinan sembuh ada dengan menyuntikkan apa gitu aku lupa dan itu harganya
mahal banget. Sayangnya di tuh buku emang ga berhasil karena akhirnya mengalami
kemunduran mental yang lebih parah dari kondisi sebelumnya atau mungkin bisa
menyebabkan kematian. Nah di ff ini si kyu dad emang udah bloon dari lahir
#kyudadtarikgw *abaikan*. Nah jadi ga bisa. Mian kalau tak sesuai. Dan gumawo
yang udah mau baca nih ff, maaf dengan adegan nyempil yang ga ngenakan hati itu
#tunjukadegankyucariduit. Bye bye bye bye
.
Mind To
Review?
2 komentar:
Haduh mereka mati ㅠㅠ
tapi mereka bersatu... gak apa2lah
bagus nihh
Haduh mereka mati ㅠㅠ
tapi mereka bersatu... gak apa2lah
bagus nihh
Posting Komentar